Jumat, 11 Desember 2015

PUISI UNTUK BLORA



aku tak bisa apa-apa, tak sehebat Arya Penangsang
aku tak bisa apa-apa, tak se-idealis Samin Soerosentiko
aku tak bisa apa-apa, tak secerdas Pramoedya Ananta Toer
aku tak bisa apa-apa, tak setegas Tirto Adi Soerjo ataupun Wilatikta
Namun, dengan kehadiran mereka, hati ini me-reka
Me-reka akan kecintaan terhadap tanah air Indonesia

Adalah jutaan pohon jati yang tumbuh teduh
Berkat kandungan zat kapur yang menjadikan subur
Ladang sawah luas nan melimpah
Serta gas alam yang keberadaannya terpendam

Seiring derasnya aliran Bengawan Solo
Terdengar pula gemericik di sungai Lusi, bahwa
Kelestarian alamnya bernafaskan keajaiban
Seni Barong-nya berasaskan kebudayaan
Sate-nya beraromakan ketradisionalannya

Lantas, bukan seyogyanya untuk diam..
Kami kobarkan semangat dengan menuntut ilmu
Kami juangkan dengan kerja keras
dan kami tuangkan rasa dengan tanggung jawab kepada rakyat

Sekarang bukan lagi Jipang, Pajang, Mataram
atau Bang Wetan yang dulu sering diperebutkan
Melainkan BLORA yang bermahkotakan MUSTIKA
Cacana Jaya Kerta Bhumi telah tertanam di hati setiap warganya


Kamis Kliwon, tanggal 11 Desember 1749 Masehi (tanggal 2 Sura tahun Alib 1675)
Jum'at Wage, tanggal 11 Desember 2015 Masehi (tanggal 26 Sapar tahun 1437 H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar